Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Ketakutan Semu

  Berawal dari kehilangan ketakutakan itu hadir tiada henti. Bukan karena tak ingin mengikhlaskan, hanya saja dunia begitu menakutkan jika rasa sayang telah hadir lalu Allah ambil kembali apa yang sebenarnya memang miliknya. Sampai seseorang mengatakan bahwa “Sejatinya kita tidak pernah memiliki apapun dan semua hanyalah titipan”. Sejak saat itu aku mulai mencoba menerapkannya, dengan rasa yang kadang naik turun. Mencoba menjalani kehidupan dengan tenang tanpa harus ketakutan, tanpa harus khawatir secara berlebihan. Terlihat sederhana namun penuh tantangan bagiku. Mencoba melawan rasa takut yang tidak seharusnya terpikirkan,   yang kejadiannya belum tentu terjadi. Terkadang ingin rasanya seperti orang yang lain begitu mudah melupakan tanpa harus berpikir keras. Tapi aku sadar bahwa aku adalah diriku dan bukan orang lain. Terkadang pula aku menjadi orang yang lupa dan tenggelam dengan kesedihan tak seharusnya. Lagi-lagi terjebak dalam ketidakpastian dan masih terus berjuang mela

Pernah Jatuh Dalam Kegelapan

  Pernahkah kalian berada di posisi terendah dalam hidup kalian? merasa semua tak adil dengan segala kejadian yang menimpa. Rasanya ingin lari dari kenyatan-kenyataan yang terus membawa kesedihan. Menjalani sebuah takdir yang membuat batin tersiksa karena menganggap semuanya telah sia-sia. Setiap omongan yang tak pernah ada habisnya membawa diri semakin tenggelam dalam kesunyian. Merasa tak pernah berhasil dengan setiap usaha yang telah dilakukan. Kembali hanya diri sendiri dan tidak ada yang memahaminya dengan baik. Sungguh jalan itu suram dengan kegelapan yang memenuhinya, hingga sampailah pada suatu bentuk kesalahan yang fatal ketika mengakhiri hidup menjadi jalan terakhir. Menganggap semua masalah akan selesai jika pergi dengan seperti itu. Padahal   itulah bentuk dari ketidaktahuan akan jalan sebenarnya. Yang dikiranya terang padahal hanya fatamorgana. Jika membayangkannya saja sungguh itu bentuk kebodohan terbesar yang menjadi penyesalan tiada akhir. Menjadi catatan hitam k

Bersamamu Surga Terasa Dekat

Apa yang terlintas di benak kalian ketika mendengar kata sahabat? Sahabat sendiri singkatnya dia yang lebih dari teman.  Yang memahami bagaikan saudara kandung.  Yang membersamai saat bumi terasa mendung.  Yang paling terdepan ketika masalah itu datang berbondong-bondong.  Sungguh bahagia jika mendapatkan sahabat seperti itu. Tapi, tahukah kalian ada persahabatan yang lebih dari itu semua. Bukan sekedar menangis bersama.  Bukan sekedar tertawa bahagia.  Bukan hanya terdepan ketika kamu tersakiti oleh manusia.  Bahkan lebih dari apa yang kalian kira. Sahabat seperti apakah itu? Sahabat yang ketika berbicara menenangkan jiwa, ketika melihatnya hati merasa tenang.  Dia yang paling takut ketika kita jatuh pada perbuatan dosa. Dia yang paling cerewet jika jalan yang dipilih membawa kerusakan jiwa dan raga. Bukan hanya senantiasa membenarkan  dalam keadaan apapun, tapi dia yang  senantiasa jujur terhadap kita tanpa perlu mencari muka. Dia yang berani menunjukkan kesalahan kita. Dia yang akan

Bersama di Jalan Dakwah

  Saat ini tiada yang dapat terucap selain rasa syukur kepada Allah Subhanahu wata’ala. Melihat wajah-wajah saudari yang telah membersamai dalam perjuangan amar ma’ruf nahi munkar.   Mengingat  proses  kami menemui jalan dakwah begitu tak mudah dan masing-masing memiliki jalan yang luar biasa, hingga kami bertahan sampai detik ini. Sungguh nikmat tak terhingga bisa terjaga dan senantiasa saling mengingatkan kebaikan. Berkumpul dengan orang-orang yang memiliki karakter yang berbeda memang bukanlah hal yang mudah. Mencoba mengerti, memahami, dan menghargai perbedaan yang kadang membuat kami harus banyak bersabar. Apalagi menahan segala ego demi satu tujuan sungguh sulit rasanya. Tapi, jika mengingat tujuan mulia yang ingin diraih maka segala perbedaan bukanlah penghalang untuk bersama. Justru perbedaan ini menjadi cerita sendiri dalam perjuangan.  Karena setiap diri mempunyai kelebihan dan kekurangan yang saling melengkapi. Setiap diri tentu memiliki potensi yang akan menjadi pelengkap s

Menjadi Ibu Yang Terbaik

  Menurut teman-teman ibu yang terbaik itu gimana sih? Apakah ibu yang terbaik itu harus memenuhi semua keinginan anak ? nah ada nih kisah dimana seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya, sampai kata lelah tidak pernah terucap dari bibirnya. Seorang ibu yang berusaha agar semua kebutuhan anaknya terpenuhi walau dalam keadaan tersulit, dia akan berusaha tersenyum dan mengatakan semua akan baik-baik saja. Belajar akan rasa syukur atas hadirnya anak-anak sebagai amanah itulah prinsipnya. Bukti kesabaran dan keikhlasan terpancarkan ketika lelah menghampiri dan tempat ternyaman dia beristirahat yaitu di dalam salat malam nya. Itulah salah satu kisah   nyata ibu terbaik diantara ribuan wanita istimewa bernama ibu. Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya, maka dari itu penanaman nilai akidah sedari awal perlu di tanamkan. Nilai-nilai kejujuran perlu dibiasakan agar anak menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan amanah. Kunci yang paling penting adalah kesabaran dan keikhlasan. It

Memetik Hikmah Pandemi

  Sudah berbulan-bulan kita menghadapi suatu kondisi dimana segala kegiatan lebih banyak di rumah. Membuat rumah menjadi tempat favorit untuk berkumpul, bukan karena ingin tapi menjadi sebuah kewajiban. Disebabkan oleh virus tak kasat mata yang mendatangkan sebuah bahaya. Ini menjadi tanda bahwa manusia memanglah lemah, karena makhluk Allah yang tak terlihat saja sudah meluluhlantahkan kesombongan yang selama ini dibanggakan. Sebenarnya jika kita jeli melihat suatu keadaan dan peka terhadap peringatan kita pasti telah banyak memetik pembelajaran. Inilah kesempatan terbaik untuk merenungi segala kesalahan yang terlalaikan oleh dunia yang fana. Salah satunya kita diberi kesempatan berkumpul dengan keluarga untuk melakukan perbaikan. Seperti memperbaiki komunikasi antara suami dan istri, antara orang tua dan anak serta yang lainnya. Mungkin para orang tua bisa kembali sadar dengan posisi mereka dalam keluarga, anak yang bisa jadi selama ini terlantar oleh kesibukan bisa kembali di

Tekad Sekuat Baja

  Belakangan aku mendapatkan sebuah fakta kehidupan yang membuatku semakin bersyukur dengan apa yang Allah berikan. Bertemu dengan orang-orang yang memiliki perjuangan luar biasa menjalani hari-harinya. Banyak sekali pelajaran berharga yang dapat dipetik dari pengalaman mereka, terutama tentang kesabaran menjalani sebuah ketetapan dari Sang Maha Kuasa. Membuatku tersadar akan kehadiranku sebenarnya. Memaknai setiap perjuanganyang aku jalani di hidup yang fana ini dan belajar menjadi pribadi yang tak mudah menyerah. Menjadi orang   yang berani mengejar mimpi meski terlahir di keluarga yang tak mampu, namun keinginan untuk maju tetap bergemuru. “Apakah kalian pernah merasakan diremehkan oleh banyak orang? Hanya karena tak memiliki jabatan.” “Apakah kalian juga pernah merasakan dipandang sebelah mata? Hanya karena berasal dari keluarga yang tak mampu.” Jika kalian pernah merasakan itu, maka kalian pasti menghadapi suatu keadaan dimana mimpi dan cita-cita kalian tak berharga di

Di Atas Bumi Allah

  Sejauh mata memandang, ciptaan-Nya memang tercipta dengan sebaik-baiknya. Langit biru terbentang luas dengan indah, gunung yang menjulang tinggi, dan laut biru yang menenangkan hati. Jika kita mencoba memikirkan itu semua, sesuatu yang sangat luar biasa tercipta dengan keseimbangan di antaranya. Belum lagi jika melihat kepada diri sendiri, apa yang ada di dalam tubuh manusia benar-benar sesuatu yang luar biasa. Yang kadang tidak mampu terdefinisikan dengan baik menurut manusia. Yang nalar   manusia terbatas untuk   menjangkaunya. Maha Suci Allah dengan segala ciptaan-Nya. Lalu, jika semua itu sudah menjadi bukti akan Maha Besarnya Allah. Kenapa masih saja terbesit rasa sombong di dalam diri manusia? Sadarkah bahwa itu hanya ke sia-siaan.   Sadarkah itu hanya bentuk pembangkangan. Merasa diri sendiri yang berhak mengatur di bumi. Padahal untuk menentukan baik buruk untuk diri masih meleset. Karena pada dasarnya yang tahu baik buruk untuk diri manusia hanya Allah Azza wa Jalla.

Kembali ke Jalan-Nya

  Luar biasa bahagianya ketika mendapat kabar bahwa orang-orang sekeliling kita mendapatkan hidayah dari Allah Azza wa Jalla . Cepat atau lambat semua pasti kembali ke fitrahnya. Karena pada dasarnya manusia lemah dan membutuhkan Rabb-Nya. Sekalipun mulut mereka berkata tidak, tapi tidak dengan hatinya. Hanya saja terlalu banyaknya kemaksiatan yang dilakukan hingga membutakan hati. Ketika manusia melakukan dosa sekali, maka dia telah menorehkan titik hitam. Sehingga yang awalnya hanya setitik kemudian bermaksiat lagi dan lagi, sampai menutupi celah cahaya kebaikan untuk masuk ke hatinya. Namun, suatu hari pasti kebosanan itu akan datang. Bahkan kejenuhan akan menghampiri tanpa diminta. Hati yang dasarnya suci akan terus merontah untuk terbebas dari gelapnya kemaksiatan. Maka, saat rasa resah itu muncul, segeralah mencari jalan menuju petunjuk-Nya. Jangan pernah merasa tak pantas, karena Allah meluaskan pintu maaf bagi siapapun yang ingin bertaubat. Karena semua punya kesempatan

Menulis adalah Jalan Kebaikan

Menulis adalah jalan yang mudah bagi semua orang untuk melakukannya. Lihat saja jika ada orang yang lagi patah hati, ketika dia tidak mampu berucap maka tulisan menjadi jalan mengeluarkan segala keluh kesahnya. Rasa yang tidak seharusnya dikeluarkan, bisa saja tersamarkan lewat aksara kata yang indah.  Lewat tulisan juga mengajarkan dan melatih kita untuk menjadi pendengar yang baik. Coba saja kembali melihat beberapa buku yang diangkat dari kisah nyata. Mereka yang lansung mendengar dari sumbernya, tentu harus benar-benar memperhatikan setiap momen dari kisah yang diceritakan.  Dan dari semua itu, ada hal yang paling bermanfaat ketika tulisan itu menjadi amal yang tiada putus-putusnya. Apalagi ketika sang penulis meninggalkan dunia, maka tulisan tersebut bisa menjadi amal jariyah ketika nasehat dalam tulisan tersampaikan dengan baik. Dengan menulis hal kebaikan  tidak perlu menunggu sempurna karena pada dasarnya manusia tempatnya salah. Justru tulisan tersebut menjadi benteng untuk se