Langsung ke konten utama

Postingan

Perihal Waktu

Hai terkadang semua harus tertunda bukan kita karena menginginkannya. Tetapi kita belum menemui waktu yang tepat untuk menikmatinya. Sesuatu yang terlambat bukan pertanda semua selesai, hanya saja kita diberikan waktu untuk lebih sabar. Bagaimana mungkin kita merasakan nikmat-Nya perjuangan, jika perjalanan yang kita lalui biasa-biasa saja. Sudah pasti untuk menikmati hal yang luar bisa terlebih dahulu kita akan menghadapi rintangan yang tak sedikit bahkan besarnya tidak pernah terbayangkan. Mungkin  Allah menunda karena waktunya belum tepat saja. Allah pasti mempersiapkan rencana yang lebih baik dibanding rencana kita sendiri. Apa yang kita ketahui tentang diri kita, Allah lah yang paling memahaminya. Terkadang kita bersikap egois bahwa kita yang paling benar, paling tahu. Nyatanya Allah lebih mengetahui bahkan yang tersembunyi di hati kita. Seperti yang disebutkan dalam surah At-Tagabhun ayat 4 : "Dia mengetahui apa yang ada dilangit dan di bumi dan mengetahui apa yang kamu raha
Postingan terbaru

Proud Yourself

Seberapa kerasnya usaha yang dijalani, semua akan menghadapi titik dimana kita ingin berhenti. Merasakan kelelahan dan kejenuhan yang terus menggerogoti. Hanya saja banyak hal yang membuat kita untuk terus bertahan dan terus menghadapinya dengan kaki sendiri. Kenyataan demi kenyataan yang kadang membuat hati terus terluka. Entah itu karena orang lain, atau malah karena ekspektasi sendiri dan harapan yang tinggi ke manusia yang sebenarnya lemah. Terkadang ada hari dimana semua terasa sia-sia, dan tak sanggup untuk menghadapinya. Bahkan terbesit untuk menyerah. Namun ternyata itu hanya sekedar keinginan sesaat. Nyatanya Allah masih memberikan kekuatan untuk menjalaninya. Pada dasarnya semua yang ditakdirkan Allah itu baik, meskipun dari sisi manusiawi tak begitu. Tapi percayalah semua telah berjalan pada semestinya. Kalau kata Allah 'Apa yang kamu senangi belum tentu baik untukmu, yang kamu benci bisa jadi itulah yang terbaik' Semuanya telah berdiri pada tempatnya, terisi sesuai

Sadarku Dalam Kegelapan

  Dalam sunyi ku menatap raga ini Meneliti setiap tubuh yang begitu sempurna terciptakan Kadang   aku menjadi hamba yang tak tahu diri Sibuk mempercantik diri karena terus merasa kekurangan Tak menyadari   bahwa fisik tak menjadi   alasanku ada di bumi Melainkan diciptakan untuk   senantiasa   beribadah kepadanya Kadang aku menjadi hamba yang tak tahu terimakasih Allah masih memberikan umur yang panjang agar aku mempergunakannya Tapi dasar aku, manusia lemah yang penuh kesalahan Dunia adalah fatamorgana, namun kesilauannya mengkhilafkan mata Akhirat sebagai tujuan tak menjadi alasan kuat untuk   bertahan dalam kebaikan Salahkan aku yang masih terus bermaksiat dan lupa Padahal kematian begitu dekat mengikuti bagai bayangan Ingatkan aku ya Rab b,   Sang Sutradara kehidupan Bahwa ujianmu di dunia ini adalah bentuk kasih sayang Izinkan aku memetik nikmat iman yang selama ini kusia-siakan Izinkan aku berada di jalan yang penuh kebaikan dan keberkahan Izin

Ubah Mindsetmu !

Teman-teman perjalanan hidup memanglah berdinamika, penuh lika liku tangis dan tawa yang suatu saat nanti akan ditayangkan didepan seluruh penduduk bumi sebagai bukti pertanggungjawaban di hadapan Allah kelak, atas apa yang telah kita dilakukan di dunia. Lalu bagaimana kita menjalani hidup di dunia yang sungguh penuh dengan gurauan dan candaan ini? Kita tau bersama dunia ini penuh dengan ujian dari berbagai sisi. Ada yang diuji dari segi diri atau kepercayaan diri, dari keluarga, percintaan, sosial, harta, jabatan dan sebagainya. Entah itu soal perpisahan, kepergian, luka dan lain-lain. Sampai ada suatu ketika kita merasa semua mencapai puncak dari permasalahan atau klimaksnya problem itu membuat semua serba salah. Ada yang mencari pelarian dengan hal buruk da nada yang kembali kepada sang pengatur kehidupan, yakni Allah. Kembali semua tergantung setiap pribadi memandang sebuah masalah itu. Maka perlu rasanya teman-teman belajar untuk mengubah pandangan pada sesuatu yang sulit ya

Pandanglah Rezeki-Nya

  Mendengar kata rezeki apa yang akan terlintas di kepala teman-teman?.   Mungkin kebanyakan teman-teman beranggapan rezeki itu terkait dengan harta, kecantikan dan berbagai hal yang berkaitan dengan materi. Padahal sejatinya rejeki sangatlah luas dan tak terbatas, jika teman-teman benar melihat dan membaca dengan benar setiap apa yang Allah berikan. Teringat dalam penggalan ceramah ustad Abdul Somad yang mengatakan bahwa : “Allah telah mengubah segala sesuatu menjadi rezeki, tetapi cara pandangmu tentang hal itu yang belum berubah. Kalau kita sudah mengubah cara pandang tersebut, maka Insya Allah apapun yang kita terima itu adalah rezeki.” Maa syaa Allah benar sekali, bernafas saja di pagi hari dan dalam keadaan beriman itulah rezeki yang sangat luar biasa. Dulu aku mengira solat duha, solat tahajjud, membaca Al-Qur’an itu dapat menjadi penyebab terbukanya pintu rezeki. Padahal justru ibadah-ibadah itu sendiri   adalah rezeki. Ada juga nih rezeki yang kadang terlupa, yakni men

Manusiawi

  Pernah nggak teman-teman dengar kata “ manusiawi kok itu terjadi !” . Yah benar sesuatu yang sudah terjadi adalah jalan yang telah Allah gariskan. Sesuatu yang menjadi sunnatullah seperti ketika kita bersedih kita akan menangis, ketika kita bahagia kita akan tersenyum. Dan manusiawi ketika manusia menjadi ujian bagi manusia yang lain. Apalagi ketika ujian itu membawa kepada ketaatan kepada Allah. Sungguh hal itu lebih baik dari pada kita dalam keadaan senang   namun jauh dari Allah. Sungguh tangisan karena menyesali segala dosa lebih indah dibanding tertawa namun dalam keadaan bersenang-senang dengan kemaksiatan. Manusiawi juga ketika hidup selalu diuji, karena sejatinya dalam penciptaan kita sebagai hamba-Nya kita tak sekedar diberi nikmat hidup tapi juga akan diberikan tantangan. Kita takkan dibiarkan beriman tanpa kita diuji seperti orang-orang terdahulu. Maka, selama nafas ini berhembus, maka setiap roda kehidupan ujian itu akan selalu ada. Begitulah kehidupan kita selama

Mahkota Yang Terjaga

Beberapa hari ini telah banyak kejadian yang sungguh memilukan hati terkhusus di hati saya sebagai seorang perempuan. Yang dimana penjagaan kemuliaan perempuan seolah tak ada tempat untuk berlindung. Dimulai berbagai kabar tentang pencabulan, pelecehan bahkan pemerkosaan oleh orang tua kandung, keluarga terdekat dan kini yang terbaru datang dari dunia pendidikan yakni salah satu anak kyai yang juga menjadi pengajar dalam pondok tersebut melakukan pencabulan terhadap beberapa santri, kemudian muncul lagi kasus yang sama oleh  motivator terkenal. Yang bisa dibilang kasusnya sudah lama, namun baru bisa di proses karena bukti yang terkumpul sudah kuat. Fakta-fakta diatas tentunya menimbulkan tanda tanya dan pro kontra di masyarakat. Timbul nada tanya "Kok bisa sih?". Secara anak Kyai yang lingkungan tempat tinggalnya pasti diisi dengan ilmu-ilmu Islam dan kebaikan. Kemudian sang motivator ini yang bisa dikatakan hidupnya terbiasa dengan memberikan nasehat-nasehat atau menyemangat